Kenali Masalah Budidaya Ikan Gurame Sebelum Memulainya

Posted on

Kenali Masalah Budidaya Ikan Gurame Sebelum Memulainya

Seperti budidaya ikan air tawar lainnya, budidaya Ikan Gurame juga memiliki berbagai masalah pengelolaan. Masalah yang sering muncul adalah masalah teknis di bidang pertanian, masalah transportasi dan masalah pemasaran.

 

Memecahkan semua masalah ini membutuhkan pengetahuan dan pengalaman agar peternakan dapat terus beroperasi dan menghasilkan keuntungan seperti yang diharapkan. Di bawah ini adalah beberapa masalah budidaya Ikan Gurame yang banyak dialami oleh para pemula saat memulai budidaya ikan komersial dari awal hingga akhir.

 

Risiko Budidaya

Ikan gurami dikenal sebagai ikan air tawar yang pertumbuhannya lambat dan dengan teknik tradisional, dibutuhkan waktu sekitar 1,5 tahun untuk menumbuhkan ukuran benih 2-3 cm hingga sebesar Ikan Gurame meja (500 gram). Berdasarkan perhitungan perusahaan, jelas posisi ini tidak menguntungkan. Oleh karena itu, sebelum membuka usaha budidaya ikan gurame harus terlebih dahulu diteliti dengan baik dan benar.

 

Secara umum budidaya Ikan Gurame dibagi menjadi dua, yaitu pembenihan dan penyuluhan. Masalah dalam budidaya ikan gurame biasanya berkaitan dengan kesehatan benih atau ikan gurame yang akan diternakkan. Berikut ini adalah contoh masalah praktis yang sering muncul dalam budidaya Ikan Gurame.

 

Pemijahan Induk Malas

Induk Ikan Gurame yang sudah matang kelaminnya (gonad) terkadang tidak mau bertelur. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh kondisi lingkungan di kolam, yang tidak menyenangkan bagi embrio, atau karena stok belum matang dengan benar. Cara mengatasi masalah pemijahan Ikan Gurame adalah dengan menelurkan gonad yang benar-benar matang di kolam pemijahan yang aman dan nyaman tempat induk menunggu. Oleh karena itu kepadatan tambak tidak boleh terlalu tinggi, hanya 40 ekor/1000 m2 dan kedalaman air sekitar 1 m.

 

Selain itu, kolam pemijahan dibuat di tempat yang bebas dari lalu lintas, sehingga induk tidak stres dan dapat memijah dengan sempurna. Air kolam yang digunakan juga harus bersih dari kotoran.

 

 

Sedikit Telur

Rendahnya jumlah telur yang dikeluarkan oleh induk betina mungkin karena induknya terlalu tua atau terlalu muda. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh hama yang memakan telur di kolam.

 

Untuk mengatasi masalah perkembangbiakan Ikan Gurame digunakan induk jantan umur 4 tahun dan induk betina umur 3 tahun. Sedangkan jika penyebabnya adalah hama, dapat diatasi dengan menggunakan insektisida. Insektisida yang digunakan disesuaikan dengan jenis hama yang diserang. Dosis disesuaikan dengan petunjuk penggunaan dalam kemasan.

 

 

Telur Busuk

Pemupukan, naik turunnya pH air kolam, rendahnya kandungan oksigen dalam air kolam, dan air kolam yang terlalu kotor sehingga tidak dapat ditampung oleh polutan dan jamur pada telur merupakan beberapa penyebab pembusukan telur. . Untuk mengatasi masalah perkembangbiakan Ikan Gurame adalah dengan menggunakan induk jantan utama untuk membuahi semua telur yang dikeluarkan oleh induk betina.

 

Ciri-ciri induk Ikan Gurame yang baik adalah dagu yang cukup besar dan penampilan fisik yang sempurna. Selain itu, bersihkan lumpur di kolam, ganti air kolam untuk meningkatkan kualitasnya dan mencegah pH naik turun dengan memeriksanya secara teratur.

 

 

Telur Tidak Menetas

Masalah budidaya Ikan Gurame berasal dari penanganan induk yang tidak tepat yang menyebabkan telur mati karena polusi udara di luar ruangan. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh buruknya kualitas air akuarium penetasan.

 

Solusinya tidak hanya meninggikan sarang, tetapi menggunakan mangkuk atau ember besar. Sarang diangkat dengan air kolam pemijahan agar telur tidak terkontaminasi udara luar.

 

Juga sangat baik untuk mencampur air akuarium penetasan dengan air kolam pemijahan agar telur dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Selain alasan yang disebutkan di atas, penyebab telur yang tidak menetas juga bisa karena kualitas induk yang buruk, dalam hal ini telur yang dihasilkan juga berkualitas buruk.

 

Telur Jamur

Masalah pada budidaya Ikan Gurame adalah adanya jamur pada telur yang disebabkan oleh air akuarium yang mengandung bibit jamur. Jamur berkembang pada telur busuk (mati). Gejalanya, telur berwarna putih dan tertutup lapisan tipis, seperti kapas. Jika tidak diobati, jamur dapat menginfeksi telur yang sehat.

 

Solusinya adalah dengan mengoleskan Methylene Blue pada air akuarium dan membuang telur mati yang terserang jamur.

Dosis disesuaikan dengan petunjuk penggunaan dalam kemasan.

 

 

Parasit Benih

Masalah umum dalam budidaya Ikan Gurame adalah parasit Argulus. Parasit ini tumbuh subur di air akuarium yang kotor dengan pH rendah. Gejala benih yang terserang parasit Argulus sering terlihat menggosokkan tubuhnya ke tepi akuarium. Selain itu, bagian benih ditutupi dengan lapisan lendir.

 

Solusinya adalah dengan mengganti air akuarium dan mengoleskan larutan Methylene Blue atau Malachite Green dengan takaran yang tepat sesuai petunjuk. Sementara itu, Anda bisa menggunakan garam untuk menaikkan pH air dan menambah porsi benih slime.

 

 

Bloating

Benih Ikan Gurame dengan perut buncit tapi tidak nafsu makan disebut kembung. benih jenis ini biasanya sulit dihilangkan kotorannya. Walaupun keluar, biasanya berwarna putih (ekskresi kalsium).

 

Penyakit ini disebabkan oleh nematoda yang terdapat pada makanan alami.

Untuk mengatasinya, ganti air kolam, tingkatkan oksigenasi dan terapkan dosis Oroxin atau Cyproets sesuai petunjuk kemasan.

 

 

Tubuh Benih Hitam

Masalah budidaya Ikan Gurame ini disebabkan oleh gangguan welter, yang membuat kulit benih gelap dan berlendir. Pemicu munculnya beludru pada Ikan Gurame adalah suhu air di akuarium penetasan terlalu rendah.

 

Solusinya adalah mengganti setengah air di akuarium dan kemudian memberi makan ke pemanas. Hindari juga pemberian pakan yang tidak steril, terutama makanan alami seperti kutu air atau cacing pita. Pakan tersebut harus direndam dalam larutan antibiotik sebelum diumpankan ke benih keesokan harinya.

 

 

Benih Kerdil

Benih buntung disebabkan oleh kualitas air akuarium yang buruk, sehingga benih malas makan. Cara mengatasinya adalah dengan melakukan pengecekan kualitas air akuarium secara rutin. Pemeriksaan air akuarium meliputi suhu, pH dan kebersihan. Selain itu, benih yang terlihat lemah mendapat antibiotik sesuai dengan jenis penyakit yang menyerangnya.

 

Faktor Pengangkutan

Gunakan Minyak Cengkeh, Ikan hidup biasanya diangkut dengan dua cara, terbuka dan tertutup. Cara pertama, ikan ditaruh di wadah berisi air tanpa tutup. Gunakan kantong plastik biasa berisi air dan oksigen dalam transportasi tertutup.

 

Dengan sistem ini, kematian Ikan Gurame cukup tinggi akibat infeksi bakteri akibat tingginya kadar CO2, akumulasi NH3 dan trauma fisik akibat penanganan yang keras. Selain itu, biaya yang dikeluarkan cukup tinggi, mengingat air juga perlu diangkut untuk menopang ikan. Apalagi jika menggunakan jasa angkutan udara, biayanya akan bertambah.

 

Dengan meminimalkan jumlah air yang akan diangkut, biaya transportasi dapat ditekan. Bagaimana misalnya dengan berpuasa (purging), menurunkan suhu air dan menenangkan atau mematikan rasa Prinsip utamanya adalah memperlambat metabolisme dan mengurangi zat-zat yang dikeluarkan ikan ke dalam air.

 

Penambahan obat bius seperti minyak cengkeh ke dalam media pengangkut dapat mengganggu keseimbangan ion di otak ikan sehingga menyebabkan insang tidak berfungsi dengan baik. Dengan cara ini, proses osmosis oksigen ke sel darah insang terganggu, aktivitas metabolisme dan konsumsi oksigen berkurang.

 

Sebelum sedasi, ikan dipuasakan selama 24 jam untuk mencegah muntah. Ikan hidup tersebut kemudian dibius atau dibius dengan menurunkan suhu dan mencampurnya dengan minyak cengkeh untuk mengurangi stres. Kondisi ini mengurangi kematian dan memungkinkan ikan untuk diangkut jarak jauh.

 

Minyak cengkeh yang diperoleh dari tanaman cengkeh (Eugenia aromaticum) memiliki khasiat khusus karena mengandung 70-79% eugenol. Minyak esensial ini berfungsi sebagai bahan yang luar biasa. Konsentrasi minyak cengkeh yang digunakan untuk membius ikan adalah antara 10-20 ppm.

 

Tahapan Transportasi, Tahapan pengangkutan ikan hidup dimulai dengan menenggelamkan ikan dalam bak berisi air secara perlahan ditambah es serut hingga suhu air mencapai 18 oC. Untuk menjaga suhu lingkungan selama pengangkutan dan untuk mencegah ikan bergerak dalam kemasan, diperlukan bahan pengisi berupa cangkang dan serpihan kayu.

 

Isinya didinginkan terlebih dahulu sampai tepat di bawah suhu penyimpanan ikan. Setelah itu, serpihan kayu ditempatkan dalam kotak styrofoam untuk pelapis tambahan dengan karung goni. Sebelum digunakan, cangkang, serpih dan kantung direndam dalam air es hingga suhu mendekati 18 oC.

 

Tempatkan cangkang dalam kotak styrofoam dan tutupi dengan abrasif yang sudah jadi. Selanjutnya, letakkan gurami di atas karung dan tutup dengan serutan. Agar suhu tetap konstan selama 10-12 jam perjalanan, letakkan es batu di dalam plastik di beberapa tempat. Selanjutnya, tutup kotak styrofoam dengan rapat dengan selotip tebal agar suhu tidak cepat naik.

 

Berat ikan gurami dalam kotak styrofoam sekitar 5-15 kg. Dosis minyak cengkeh antara 15-25 ppm. Tingkat kelangsungan hidup transfer air minimal ini adalah 80-95%. Kelangsungan hidup gurame meningkat karena kemampuan minyak cengkeh untuk menghambat metabolisme ikan. Saat aktivitas metabolisme ikan menurun, konsumsi oksigen menurun dan laju ekskresi produk ekskretoris menurun.

 

Efek mati rasa dapat segera dihilangkan dengan menyuntikkan air tawar ke dalam mulut ikan. Air mengalir dari mulut ke insang sehingga ikan dapat mengambil oksigen secara efisien. Selanjutnya, masukkan ikan ke dalam panci berisi air dengan sistem ventilasi yang cukup besar. Ikan segera bangun dan pulih dalam 5-30 menit setelah dikeluarkan dari anestesi.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *