Kenali Manfaat Budidaya Ikan Patin Lokal Sebelum Memulainya

Posted on

Kenali Manfaat Budidaya Ikan Patin Lokal Sebelum Memulainya

Secara umum ada 10 jenis ikan patin di Indonesia. Setiap jenis ikan patin tentunya memiliki keunggulan yang berbeda-beda, bentuk dan tekstur dagingnya yang sedikit berbeda. Namun kali ini penulis membahas 6 jenis ikan patin lokal yang sudah masuk dalam sistem informasi benih CCP.

 

1 Pangasius Sutchi (Pangasius Djambal)

Ikan patin Djambali dapat dijadikan produk ekspor karena warna daging Patin Jambal berwarna putih dan bentuknya hampir mirip dengan Pangasius bocourti.

 

Pangasius Djambal memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, sehingga banyak mendapat perhatian dan diminati oleh para pembudidaya ikan. Pangasius Djambal memiliki beberapa manfaat sebagai berikut.

 

# Menanggapi evaluasi tambahan.

# Memiliki pertumbuhan yang relatif cepat, dalam waktu enam bulan panjang Pangasius Djambal bisa mencapai 35 cm sampai 40 cm.

# Tidak perlu air mengalir untuk tumbuh.

# Dapat bertahan hidup bahkan dengan kandungan oksigen rendah di habitatnya.

 

Patin Jambal memiliki kepala yang agak panjang dan melebar ke belakang. Mata ikan jambal patin berukuran sedang dengan mulut kecil bagian bawah yang melebar ke samping. Gigi ikan jambal patin cukup panjang dan ikan ini memiliki laras yang memanjang hingga ke belakang ikan. Tubuh ikan jambal patin berwarna abu-abu dan agak hitam sedangkan perutnya pucat dan siripnya transparan.

Pangasius Djambal merupakan ikan omnivora yang artinya memakan segala sesuatu, namun biasanya Pangasius Djambal memakan ikan-ikan kecil, cacing, serangga, biji-bijian, udang kecil dan moluska.

 

2 Ikan Patin Pasupati 

Patin Pasupati merupakan hasil persilangan antara Patin siam betina dengan Patin jambal. Persilangan ini bertujuan untuk menghasilkan Patin berdaging putih, bobot tinggi seperti Patin jambal dan produktivitas telur tinggi 100.000 butir/kg.

 

Pangasius sp merupakan ikan patin asli Sukamandi, Subang, Jawa Barat dan pertama kali diperkenalkan pada tahun 2006 di Workshop Teknologi Pembibitan dan Budidaya Air Tawar (LRPTBPAT). Pasupati sendiri merupakan kependekan dari Patin Super Harapan Pertiwi.

Patin Pasupati merupakan salah satu produk ekspor karena tingginya permintaan Patin berdaging putih di luar negeri. Namun ikan Pasupati Patin memiliki sifat buruk yang dibawa oleh induknya yaitu Jambal Patin dan Siam Patin. Patin Pasupati tidak dapat bertahan hidup dalam kondisi air yang buruk seperti Patin jambal, larva Patin Pasupati bersifat kanibalistik seperti Patin siam.

 

Kepekaan ikan Pasupati terhadap kondisi lingkungan dan perubahan suhu membuat ikan tersebut hidup relatif rendah, namun Anda dapat mengatasinya dengan menjaga suhu air hangat antara 28 derajat Celcius hingga 32 derajat Celcius. Kestabilan suhu ini dapat dicapai dengan cara membudidayakan ikan pasupati di dalam rumah kaca, harus diingat bahwa ikan pasupati membutuhkan air yang keruh untuk mengumpulkan ikan pasupati yang berdaging putih, semakin jernih air tempat ikan pasupati tersebut dibesarkan maka semakin gelap atau semakin gelap warnanya. dari ikan Pasupati.

Permintaan nasional akan pasokan flounder terus meningkat setiap tahunnya. Selama periode 2014–2018, perikanan bream nasional meningkat lebih dari 20 persen. Hal ini tentunya membuat peluang budidaya ikan patin menjanjikan.

 

Hal ini harus dibarengi dengan ketersediaan benih yang cukup dan berkualitas. Namun, sebagian petani masih mengeluhkan bibit Patin yang ditanam kurang berkualitas. Mighty Patin hadir sebagai solusi. Perkasa Patin merupakan ikan patin siam unggulan yang dipilih oleh Pusat Penelitian Penangkaran. Bobot tubuhnya lebih besar dan tumbuh lebih cepat dari jenis Patin lainnya

ikan patin menjadi sangat populer karena mudah dibudidayakan, cepat tumbuh, dan mudah beradaptasi dengan berbagai lingkungan, mulai dari kolam air tawar hingga keramba jaring apung di perairan umum seperti waduk, sungai, dan danau. Keunggulan ikan patin adalah ukurannya yang besar, pertumbuhan yang cepat, respon terhadap pakan buatan, daging yang enak, kandungan protein yang tinggi dan kolesterol yang rendah.

 

Teknologi budidaya ikan patin mengembangkan kegiatan pembenihan dan pembesaran. Ada tiga jenis ikan patin di Indonesia yaitu Patin lokal atau jambal, bangkok atau siam dan pasupati. Ketiga jenis Patin tersebut memiliki prospek yang cerah baik di pasar domestik maupun ekspor. Budidaya dan pengolahan karena itu harus lebih ditingkatkan dengan mempertimbangkan isu-isu pasar internasional dan perspektif kewirausahaan.

 

Kewirausahaan ikan patin muncul sebagai empat prinsip bisnis, yaitu orientasi pasar (market orientation) dari perspektif produsen komoditas, profitabilitas (profitabilitas) dari perspektif analisis bisnis, fokus efisien pada fasilitas budidaya yang tersedia, dan maju secara teknologi untuk menerapkan teknologi tepat guna untuk startup. tentang budidaya ikan. tenaga, setelah panen untuk mengolah hasilnya.

 

3 Pangasius Nieuwenhuissi

Patin Pangasius Nieuwenhuisii adalah spesies asli Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Panjang ikan ini biasanya bisa sekitar 60 cm. Selain moncongnya yang tajam, Pangasius Nieuwenhuisi memiliki gigi yang menghubungkan jauh ke dalam bidang yang luas. Tidak terlalu unik, jika Anda bayangkan.

 

4 Pangasius Macronema

ikan patin Pangasius Macronema memiliki nama lain di masyarakat yaitu riu, rios, brash atau ikan kurang ajar. Ikan dari Kalimantan Barat ini berukuran relatif kecil, sekitar 20 cm. Ikan ini memiliki antena yang lebih panjang dari panjang kepalanya. Gigi ikan jenis ini juga unik, yaitu memiliki gigi veromin yang terpisah dan sisir penyaring tipis 37-45 pada lengkung insang pertama.

 

4 Pangasius Micronemus

Jenis Patin Pangasius Micronemus atau Patin wakal atau rius care ini tersebar di Kepulauan Sunda dan Thailand. Panjang tubuh ikan jenis ini mencapai 60 cm. Selain memiliki rahang atas yang memanjang ke belakang mata, ikan ini juga memiliki mata yang sangat besar, sekitar seperempat panjang kepala. Moncong persegi juga merupakan ciri khas spesies ini. Selain jari-jari lengan di pangkal sirip pendek.

 

6 Pangasius Nasutus

ikan patin jenis ini berasal dari Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Malaysia. Ikan ini memiliki ukuran yang relatif panjang, hingga 90 cm. Anda memiliki gigi seri, yang berada di mulut tepat di atas langit-langit dan di belakang gigi utama, mereka berbentuk seperti rambut halus dan tugasnya adalah untuk mengambil makanan. Mata berada di atas sudut mulut dan kecil.

 

Manfaat Ikan Patin lokal

Dua Patin lokal milik Indonesia, Patin Jambal dan Patin Pasupati, merupakan produk ekspor yang banyak diminati asing. Selain warna dan tekstur dagingnya, ikan jambal dan pasupati patin juga digemari karena nilai gizinya, meski harganya cukup terjangkau di pasaran. Berikut beberapa manfaat yang bisa Anda dapatkan dari mengkonsumsi Ikan Patin.

 

Pencegahan Kardiovaskular

Kandungan asam lemak tak jenuh pada ikan Patin atau Pangasius adalah 50% dari total pakan. Lemak tak jenuh dapat mengurangi jumlah lemak jenuh yang menumpuk dan menyumbat pembuluh darah, sehingga mencegah penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung dan stroke.

 

Menurunkan kolesterol

Selain mencegah penyakit kardiovaskular, lemak tak jenuh pada Ikan Patin juga dapat menurunkan kolesterol.

 

Sehat Untuk Janin Dan Bayi

Selain lemak tak jenuh yang bermanfaat bagi tubuh, Ikan Patin juga baik untuk ibu hamil. Hal ini karena Ikan Patin mengandung DHA dan asam omega-3 yang dapat menjaga kesehatan ibu hamil dan mengurangi resiko cacat lahir.

Setelah mengetahui jenis-jenis Ikan Patin dari Indonesia dan manfaatnya, apakah Anda tertarik untuk memulai budidaya Ikan Patin lokal? Jika Anda dapat mengelola dan membiakkan banyak dari mereka dengan benar, Anda dapat memperoleh keuntungan besar, terutama jika Anda berhasil menangkap Ikan Patin. Simak cara budidaya Ikan Patin di bawah ini agar Anda bisa membudidayakan Ikan Patin dengan baik.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *